Datang ke salon, barbershop hingga klinik kecantikan untuk melakukan beragam perawatan atau sekedar merapikan rambut sepertinya bukan lagi kegiatan yang hanya dilakukan sesekali saja. Bertandang ke tiga tempat tersebut rasanya sudah seperti kebutuhan bagi masyarakat zaman now saat ini.
Buktinya makin menjamurnya salon bahkan barbershop dengan pelayanan kelas atas menjadi tanda bahwa kini orang-orang lebih peduli dengan penampilannya. Namun, saking banyaknya orang yang cukup peduli dengan penampilannya, hal ini berimbas pada tingginya pelanggan di sejumlah tempat-tempat kecantikan terutama tempat-tempat yang sudah banyak dikenal dengan pelayanan yang baik dan memuaskan.
Bahkan menurut survey yang dilakukan Fabriah.com di Inggris, wanita setidaknya menghabiskan waktu sekitar 45 – 150 menit sekali pergi ke salon. Jika ditotal selama hidupnya bisa menghabiskan waktu lebih dari 1 bulan, tepatnya 36 hari. (sumber:disini)
Sayangnya tingginya minat masyarakat dengan tempat-tempat ini tidak dibarengi dengan pelayanan antrian yang baik. Akhirnya muncullah permasalahan antrian yang bisa merugikan pelanggan dan juga perusahaan.
Pelanggan mungkin rela mengantri hingga berjam-jam hanya untuk mendapat pelayanan yang hanya dilakukan tak lebih dari 1-2 jam. Padahal selain pelayanan yang prima dan memuaskan, tentu pelanggan akan lebih merasa senang mereka tak perlu mengantri lama baik di salon, barbershop, atau di klinik kecantikan.
Padahal survey yang dilakukan salah satu salon di Amerika menyebutkan jika permasalahan antrian adalah hal kedua teratas yang sering dikeluhkan pelanggan. Perusahaan yang membuat pelangganya mengantri juga memberikan image buruk bagi perusahaan tersebut. Para pelanggan akan menyangka perusahaan yang tidak bisa mengatasi permasalahan antrian merupakan perusahaan yang buruk (Sumber: disini).
Uniknya berdasar survey tersebut yang dilakukan salon Great Clips di Amerika menyebutkan bahwa, 87% pelanggan-pelanggan mereka akan dengan senang hati memilih untuk menggunakan ragam teknologi apapun agar mereka tidak mengantri. Sementara itu, 67 % lebih memilih untuk menggunakan check-in online atau aplikasi antrian online agar terhindar dari antrian yang panjang.
Begitu pula yang terjadi pada kaum pria, mereka yang sering ke barbershop perlu menunggu paling tidak 1-2 jam lamanya untuk mendapat pelayanan potong rambut. Menunggu untuk potong rambut di barbershop sepertinya memang sudah menjadi rahasia umum (artikel terkait: satu, dua).
Hal ini terjadi karena biasanya di tempat potong rambut kaum adam hanya ada satu petugas yang melayani. Jika pun petugas lebih dari satu untuk beberapa barbershop terkenal, mengantri tetap sebuah keharusan karena jumlah pelanggan biasanya pun tak sedikit.
Sejumlah salon atau barbershop ini mungkin sudah mencoba mengatasi permasalahan antrian pelanggan-pelanggan mereka, tetapi sayangnya jika antrian tetap panjang bisa mengurangi kepuasaan bahkan loyalitas para pelanggan yang datang. Jika disadari lebih jauh, sebenarnya antrian merupakan tanda bahwa sebuah produk atau layanan memiliki nilai lebih dan diminati oleh para pelanggan seperti yang dikatakan Ayelet Fishbach, seorang peneliti dari University of Chicago, dalam penelitiannya (sumber: disini).
Maka dari itu, bagi para pelaku bisnis di industri lifestyle terlebih fokus pada bidang kecantikan sebaiknya benar-benar mengutamakan kenyamanan para pelanggan. Pelayanan tak cukup jika permasalahan antrian masih tetap membuat pelanggan merasa kesal. Permasalahan antrian ini harus benar di perhatikan karena efeknya cukup berimbas pada nama baik perusahaan.