preloader

Empat Antrean Tidak Biasa dari Seluruh Dunia

People queueing

Apa yang muncul di kepala Anda ketika mendengar kata “antri’? Membosankan atau menghabisakan waktu? Di luar itu, bahkan seringkali kita menemui berita-berita di Indonesia yang membahas kegiatan-kegiatan antri dari pembagian sembako atau BLT yang berakhir dengan kericuhan.

Dengan manajemen antri yang buruk atau dengan orang-orang antri yang tidak paham betul mengenai nilai-nilai untuk saling menghargai, baik petugas maupun sesama orang yang antri, kegiatan antri yang sangat pasif ini dapat seketika menjadi sebuah kegiatann yang terasosiasi dengan kericuhan.

Kali ini kami telah merangkum empat jenis antrian yang tidak hanya jauh dari kata ‘kericuhan’ tapi juga bukanlah antrian yang biasa Anda temui di keseharian Anda.

1. Menggunakan lakban untuk menandai posisi antrian mereka

Jepang, negara yang terkenal dengan kedisiplinan tingkat tinggi mereka ini sudah terkenal dengan kedisiplinan mereka dalam mengantri. Kemampuan masyarakat negara Jepang untuk tidak menyerobot antrian dan bersabar menunggu giliran yang sudah diajarkan dan ditanamkan sejak mereka masih kecil  membuat mereka tetap dalam antrian bahkan walaupun mereka tidak secara fisik mengantri.

Dalam sebuah video dari seorang warga dengan aksen British ini menunjukkan bagaimana masyarakat Jepang menandai posisi mereka dengan lakban dan meninggalkannya untuk melakukan kegiatan lain. Bisakah Anda membayangkan cara ini diaplikasikan pada penonton sepak bola di Indoensia?

https://www.youtube.com/watch?v=89_soJefAQY

2. Mengantri dengan Alas Kaki

Setelah lakban, kita berpindah ke alas kaki. Benar sekali, alas kaki. Pada foto di bawah ini terlihat masyarakat Tahiland yang duduk bersantai sambil bermain telepon genggam dan membiarkan alas kaki mereka yang mengantri. Wah, kalau mau mengaplikasikan cara ini, jangan lupa siapkan alas kaki cadangan yaaa!

3. Antrian 5 mil berjarak 2 meter

Diketahui bahwa setelah UK membuka 19 toko IKEA setelah lockdown, terjadi antrian sepanjang 5 mil atau sekitar 8,05 kilometer dengan jarak 2 meter antara setiap orang di luar IKEA seperti yang terlihat pada foto di bawah ini. Beberapa orang bahkan dikabarkan menunggu sejak pukul 5.40 pagi, lebih dari 3 jam sebelum IKEA buka pada pukul 9 pagi. Bahkan ada orang yang membawa kursi agar bisa menunggu sambil duduk. Wah, kalau cara lakban dari masyarakat Jepang atau cara alas kaki dari Thailand dipakai, mungkin tidak perlu sampai membawa kursi yaaa

4. Berkemah

Daftar ini tidak akan lengkap tanpa antrian panjang yang terjadi setiap tahun di luar Wimbledon. Turnamen tennis kenamaan ini memperbolehkan penonton untuk membeli tiket tanpa memesan tiket terlebih dahulu. Akibatnya,  antrian bisa sampai 19 jam. Oleh karena itu banyak dari masyarakat yang membawa peralatan berkemah mereka untuk menjalani antrian 19 jam tersebut seperti foto di bawah ini. Aduh, ada-ada saja ya.

Kalau harus memilih, cara mana nih yang kira-kira paling pas dengan Anda? Menandai dengan lakban, menandai dengan alas kaki, membawa kursi, atau berkemah? Eits, sebenarnya masih ada satu cara antri yang tidak biasa tapi tidak mengharuskan Anda untuk membawa lakban, alas kaki cadangan, kursi, ataupun alat berkemah Anda lho!

Benar sekali, dengan aplikasi antrian Qiwii, Anda bisa mengantri, mengambil nomor antrian, bahkan membuat reservasi hanya dengan mengandalkan telepon genggam dan ibu jari Anda. Sudah coba?

Source

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *