preloader

Jangan Sampai Kita Lengah Meski Kasus COVID-19 Melandai

Masyarakat diharapkan tidak lengah terhadap penurunan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini. Jika masyarakat lengah dan malas dalam menerapkan Prokes, maka besar kemungkinan terjadi ledakan Covid-19 kembali seperti yang terjadi di negara lain.

Ada kabar gembira ketika kasus Corona diberitakan terus menurun. Dari 50.000 pasien per harinya, pelan-pelan angkanya mengecil dan kini hanya 500-an kasus harian. Ini adalah sebuah prestasi besar, karena hanya dalam waktu beberapa bulan Corona bisa dikendalikan dengan baik.

Namun perlu diingat, saat situasi semakin membaik maka ini bisa jadi sebuah marabahaya, karena pada masa tenang bisa jadi ada serangan pandemi kembali. Prediksi ahli epidemiologi, pada akhir tahun 2021 ada potensi naiknya gelombang Corona yang mana serangan yang ketiga. Jadi kita wajib bersiap-siap dan berusaha agar hal itu tidak terjadi, karena jika memang terjadi, efeknya akan sangat mengerikan.

Ketika kurva mulai menurun maka berpotensi akan naik lagi dan sudah ada rumusan yang diteliti oleh para ahli epidemiologi. Oleh karena itu mereka bisa memprediksi serangan Corona gelombang ketiga, karena kenyataannya setelah ada serangan pertama, lalu melandai, ada lagi kenaikan kasus Covid. Jika ini terjadi lagi maka akan sangat membahayakan karena jumlah pasien Covid naik lagi.

Kita tentu tidak ingin pandemi Covid 19 terjadi lagi di indonesia. Oleh sebab itu, kita masih harus meningkatkan kewaspadaan, walaupun jumlah pasien Covid menurun drastis. Ingatlah saat ini masih pada masa pandemi sehingga masih ada potensi penularan Corona di Indonesia. Jadi tidak boleh malas pakai masker dan melanggar poin lain dalam protokol kesehatan.

Saat keadaan cukup aman maka kita tidak boleh bersantai lalu mengundang banyak orang untuk berkumpul dan berkerumun di rumah. Meski judulnya ‘di rumah saja’ tetapi berbahaya karena mengundang orang dari luar. Kita tidak tahu di antara mereka siapa yang terjangkin virus dan siapa yang sehat, dan jangan sampai ketularan Corona dari mereka. Sepintas memang seperti paranoid, tetapi di masa pandemi memang harus meningkatkan kewaspadaaan.

Ingatlah bahwa saat ini sudah ada klaster keluarga, yang ditularkan dari klaster perkantoran. Sang ayah kena Corona dari tempat kerja lalu menularkannya juga ke istri dan anak-anaknya. Jika ia tidak ketularan dari rekan kerja maka bisa saja kena Corona saat makan-makan di rumah, yang mengundang banyak orang, karena virus Covid-19 bisa mengintai saat banyak yang melepas masker saat akan menyuapkan hidangan.

Peningkatan kewaspadaan juga bisa dilakukan dengan mandiri, dalam artian kita bisa inisiatif untuk tes rapid secara teratur. Misalnya sebulan sekali atau bahkan 3 kali, jika mobilitas cukup tinggi (karena alasan kesehatan). Setelah screening mandiri dan dinyatakan sehat, maka juga wajib mematuhi prokes 5M. Meski ada di dalam mobil tetap wajib pakai masker, demi keamanan bersama.

Menurunnya kasus Corona di Indonesia membuat kita agak lega tetapi jangan terlena dan tidak rutin memakai masker. Prokes masih harus ditaati agar tidak ketularan Corona, dan memang lebih baik mencegah daripada mengobati. Daripada terlanjur sesak nafas karena terjangkiti virus Covid-19, dan berpotensi kehilangan nyawa karena belum mendapatkan vaksin.

Kamu dapat menggunakan sistem antrian dan mesin antrian seperti Qiwii untuk menjaga agar kamu tetap aman menjaga protokol kesehatan dengan menunggu antrian dari rumah. Kunjungi website kami di qiwii.id, unduh aplikasinya ke ponsel Anda untuk mendaftarkan bisnis Anda dan bergabung dengan keluarga besar Qiwii, atau hubungi kami di instagram @qiwii.official untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang software reservasi dan antrian digital Qiwii.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *