Keberadaan antrian yang tak terkelola dengan baik disinyalir sangat merugikan, baik dari sisi pelanggan maupun dari pelaku bisnis itu sendiri. Selain waktu dan tenaga yang terbuang percuma, ternyata ada imbas financial yang ditimbulkan, nilainya bahkan mencapai milyaran rupiah setiap harinya.
Alih-alih sudah biasa menemui antrian di berbagai tempat. Ternyata ada beberapa penyebab mengapa hal ini terjadi. Mulai dari pelayanan per pengunjung yang terlalu lama, kurangnya meja pelayanan (Customer Service) pada jam-jam sibuk, juga ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan layanan.
Antrian panjang banyak ditemukan pada unit pelayanan publik seperti Kantor Pajak, Bank, KPPN, Samsat, juga Puskesmas dan Rumah Sakit. Namun yang paling krusial adalah unit pelayanan kesehatan karena bayangkan saja ketika Anda dalam keadaan sakit dan harus mengantri, menunggu berjam-jam untuk dilayani, sedangkan orang yang sehat saja bisa stres jika mengalami hal itu.
Dari masyarakat yang antri untuk mendapatkan pelayanan ternyata ditemukan kerugian yang cukup besar setiap harinya. Jika kita ambil sampel dalam pelayanan kesehatan khususnya antrian pada Rumah Sakit, dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia memiliki 2820 Rumah Sakit pada April 2018. Jika dalam satu Rumah Sakit terdapat antrian sebanyak 200 pasien, maka total akan ada 564.000 pasien setiap harinya yang terjebak antrian. Rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia adalah Rp 10.000 per jam, jika diasumsikan per orang menunggu 1 jam maka ada kerugian sebesar Rp 5,64 milyar setiap harinya.
Belum lagi, ada pengorbanan yang harus mereka berikan demi datang ke tempat dan mendapatkan pelayanan. Mulai dari meninggalkan pekerjaan, sampai mengorbankan biaya perjalanan untuk datang kesana. Apalahi jika layanan di hari tersebut sudah penuh, keesokan harinya harus mengatur jadwal dan mengorbankan waktu untuk datang kembali, otomatis biaya yang dikeluarkan menjadi 2x lipat.
Seorang Karyawan bisa jadi dipotong gaji untuk setiap jam nya. Jika 10% dari jumlah pengunjung rumah sakit (asumsi minimum pengunjung meninggalkan pekerjaan) yaitu, 56.400 orang kita kalikan dengan UMK di Kota Bandung, Jawa Barat yang per jam nya sekitar Rp 22.500 maka ditemukan kerugian lebih dari Rp 1,26 milyar per hari dan dalam 1 bulan mencapai Rp 38 milyar.
Disinilah peran Sistem Antrian diperlukan. Saat ini, mesin antrian telah banyak digunakan dalam membantu suatu instansi/bisnis mengelola antriannya. Mulai dari penomoran sampai pemanggilan pengunjung melalui sistem. Namun ternyata cara ini masih meninggalkan antrian yang menumpuk di ruang tunggu, bahkan pengunjung sampai berdiri dan menunggu di luar ruangan. Mereka tidak bisa jauh-jauh dari display dan voice karena takut antriannya terlewati.
Tetapi tenang saja, bukan metode konvensional ini yang kami tawarkan. Sudah saatnya kita beralih pada Sistem Antrian secara Online seperti “QIWII”. Konsumen cukup mengambil nomor antrian melalui Smartphone mereka di rumah, lengkap dengan informasi batas kuota pasien di hari itu. Karyawan tak perlu izin meninggalkan pekerjaannya hanya untuk mengambil nomor antrian lalu mengantri berjam-jam di lokasi.
Mereka cukup menunggu di kantor sembari tetap bekerja tanpa harus mengorbankan waktunya sia-sia dengan resiko gaji dipotong. Begitu pula dengan pasien yang sakit, tak perlu berdesak-desakan di ruang tunggu Rumah Sakit hanya untuk menunggu giliran periksa. Akan ada pemberitahuan pada Aplikasi Qiwii Anda yang telah terregistrasi untuk segera datang ke lokasi sekitar 15 menit sebelum dilayani.
Sangat membantu bukan? Jadi, tunggu apa lagi? Jangan ragu untuk mengunduh Aplikasi Antrian Online Qiwii pada Smartphone Anda!