Setelah bertahun-tahun membangun bisnis, akhirnya omzet Anda melesat naik, kini bukan hanya balik modal tapi juga untung yang tidaklah sedikit sudah pasti ada di tangan Anda, setelah semua pihak dari humas sampai digital marketing, dari tim legal sampai bagian customer service menemukan alur dan system kerja yang sesuai dengan target perusahaan, kini pelanggan antre panjang di depan pintu perusahaan Anda untuk mendapatkan layanan dan produk Anda.
Tentu Anda tidak ingin kastil yang Anda bangun dengan sedemikian rupa dan hati-hati ambruk begitu saja karena apa yang ada di dalam kastil itu sendiri. Anda paham benar bahwa antrean panjang pelanggan cepat atau lambat akan terjadi dengan bisnis Anda. Antrean panjang memang tidak bisa dihinadri akan tetapi akdakah hal-hal yang bisa dihindari untuk mengefisiensikan antrean panjang pelanggan di bisnis Anda?
Berikut telah kami rangkum lima hal sederhana yang mendasar yang bisa Anda gunakan untuk setidaknya tidak membuat antrean panjang pelanggan Anda terasa sangat buruk bagi pelanggan yang mengantre:
- Comfort Zone
Toh antrean panjang sudah terjadi berpuluh-puluh, jika tidak beratus-ratus tahun yang lalu akan tidak membuat sebagian besar bisnis jatuh berantakan? Perusahan terkenal itu saja membiarkan pelanggannya mengantre dan tetap baik-baik saja.
Jika itu yang ada di kepala Anda maka Anda memiliki mindset yang kurang tepat sebagai pebisnis. Hanya keran sesuatu tetap hidup, atau terlihat baik-baik saja, bukan berarti hal tersebut tidak bisa ditingkatkan lagi. Perubahan yang baik tidak akan bertahan lama tanpa mindset yang baik.
Pengendalian antrean atau meningkatkan system manajemen antrean adalah sebuah cerminan bahwa perusahaan Anda peduli dengan pelanggan dan bahwa perusahan Anda adalah perusahaan yang senantiasa berkembang menjadi lebih baik.
- Penggunaan Barisan Antrean lebih dari Satu
Barisan antrean yang banyak tampak lebih baik dibandingkan satu barisan antrean. Akan tetapi asumsi tersebut tidak memasukkan psikologi manusia ke dalamnya.
Pelanggan yang baru datang akan bisa mendapatkan giliran lebih dulu karena ia datang teapt saat barisan kedua dibuka, pelanggan di barisan akhir akan dapat mendahului pelanggan di depannya dengan loncat ke barisan antrean yang lain yang tampak lebih cepat.
Antrean dengan lebih banyak barisan tidak memiliki ‘keadilan’ yang menjadi fokus dari pelanggan yang mengantre dan hal ini hanya akan membuat pelanggan mengeluh, merasa diabaikan, merasa ketidak adilan dan berahkhir dengan penilaina buruk terhadap bisnis Anda.
- Membuat Check In Sebagai Tameng Antrean Panjang
Bukan hanya menahan antrena akan tetapi hal ini menyebabkan dibutuhkannya lebih banyak pegawai khusus untuk bagian ini jika tidak membuat pegawai dnegan urusan pentingnya mengurusi hal-hal dasar seperti pendaftaran pelanggan yang sebenarnya bisa dilakukan mandiri oleh pelanggan mengggunakan software system manajemen antrean ataupun kiosk.
Sistem tersebut mengurangi beban front liner sehingga mereka bisa fokus dengan bagaimana membuat pelanggan yang sudah terproses merasa nyaman dan dilayani dengan pantas.
Di Indonesia hadir sebuah aplikasi manajemen antrean online Qiwii yang dapat mebantu Anda untuk melakukan ini semua. Dari check in dengan kiosk, mengambil nomor antrean, memanggil nomor antrean, hingga mendapatkan live data selama antrean berlangsung.
Anda cukup kunjungi website Qiwii atau unduh aplikasinya untuk mendaftarkan bisnis Anda dan mendapatkan berbagai pilihan layanan yang akan memudahkan manajemen antrean dan manajemen data antrean bisnis Anda.
- Lepas Tangan dari Antrean Pelanggan
Hal yang paling buruk yang dapat dilakukan sebuah bisnis adalah mengacuhkan pelanggannya. Selalu berada di samping pelanggan dan mebantunya dengan apa pun yang ia butuhkan adalah kunci utama dari kulaitas pelayanan yang baik. Hilangkan semua pikiran seperti “bukan saya ini yang mengantri” atau “Tidak apa dibiarkan mengantre toh nanti pelanggan akan mendapatkan produk/layanan yang ia butuhkan juga di akhir”.
- Membebankan Semuanya pada Pegawai
Kembali lagi pada pelanggan. Pelanggan tidak akan bisa mendapatkan pelayanan yang mereka butuhkan jika pegawai sibuk dengan hal lain. Sayangnya banyak sekali bisnis yang membebani pegawainya dengan hal-hal yang semestinya bisa dilakukan dengan mesin atau mandiri oleh pelanggan.
Formulanya adalah: Pegawai yang terlampau sibuk adalah pegawai yang tidak bahagia, dan pegawai yang tidak bahagia adalah pegawai yang lebih tidak produktif.
Menuntut pegawai untuk betindak secara professional adalah ahl yang diinginkan semua pebisnis, tapi menuntut mereka untuk tetap professional yanpa menyediakan alat, sumber, bahan, dan otonomi yang esensial untuk pekerjaan mereka adalah sesuatu yang tidak professional yang bisa dilakuka oleh seorang pebisnis.
Menghentikan pelayanan lpelanggan hanya karena pegawai kekurangan alat, pengetahuan, bahan, atau kebebasan untuk memutuskan adalah suati hambatan yang harus diselesaikan oleh pebisnis.