preloader

Mungkinkah Bandung Tanpa Antri Bisa Terwujud?

Bandung Tanpa Antri – Menjadi salah satu kota yang dekat dengan Ibukota, Bandung juga menjadi incaran masyarakat dari dari daerah untuk mengadu nasib. Hal ini tentu menjadi permasalahan ketika jumlah masyarakat semakin banyak, namun jumlah layanan atau fasilitas publik tidak bertambah.

Salah satu penyebab banyaknya antrian di berbagai tempat adalah karena petugas pelayanan dan jumlah orang yang dilayani selalu jauh lebih banyak. Selain itu, sistem kerja yang kurang efektif juga jadi salah satu penghambat atau membuat proses layanan semakin lama.

Berfokus pada masalah antrian, aplikasi antrian online Qiwii sebagai salah satu program dari Smart City Kota Bandung menawarkan solusi untuk permasalahan ini. Permasalahan antrian sendiri tentu dirasakan semua orang.

Ambil contoh dari sektor kesehatan saja. Jika dilihat, jumlah penduduk Kota Bandung sendiri mencapai jumlah 2.490.622 (Data BPS 2016) sedangkan total jumlah fasilitas kesehatan Kota Bandung hanya sekitar 1070 (Data BPS 2016). Maka tak heran jika banyak pasien yang sering tidak mendapat kamar inap karena jumlah tersebut saja sudah termasuk apotek dan toko obat. Secara mendetail data dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung adalah sebagai berikut:

No Fasilitas Kesehatan Kepemilikan
Kemenkes Pem.Kab/Kota TNI / POLRI Swasta Jumlah
1 Rumah sakit Umum 1 1 3 13 18
2 Rumah Sakit Khusus 3 2 0 10 15
3 Puskemas Rawat Inap 0 7 0 0 7
4 Puskesmas Non Rawat Inap 0 68 0 0 68
5 Puskesmas Keliling 0 45 0 0 45
6 Balai Pengobatan / Klinik 3 0 7 144 154
7 Praktik Pengobatan Tradisonal 0 0 0 0 0
8 Apotek 0 0 0 639 639
9 Toko Obat 0 0 0 124 124
JUMLAH 7 123 10 930 1070

Bukan suatu hal yang mengejutkan lagi sepertinya jika banyak dan sering terjadi antrian di layanan kesehatan jika jumlah masyarakat dan jumlah layanan kesehatannya saja jauh dari cukup.

Oleh karena itu, sebenarnya antrian adalah permasalahan banyak orang. Siapa yang tidak pernah mengantri? Tentu semua orang pernah mengantri. Mengantri sendiri sebenarnya bukan hal yang berat dan menganggu produktivitas jika hanya dilakukan tidak lebih dari 5 menit. Namun, yang sering terjadi dan dirasakan semua orang ketika mengantri adalah menunggu lama bahkan tanpa estimasi waktu yang pasti.

Dengan memberikan kepastian waktu tunggu yang jelas, menggunakan teknologi terkini berbasis aplikasi, dan bisa digunakan diberbagai layanan juga fasilitas publik yang ada Qiwii diharapkan menjadi aplikasi yang benar-benar dimanfaatkan oleh semua pihak. Baik masyarakat sebagai user maupun penyedia layanan.

Bagi masyarakat sebagai pengguna, Qiwii yang berbasis aplikasi bisa digunakan dengan mudah untuk antri dan reservasi di berbagai tempat mulai dari puskesmas, tempat makan, salon, barbershop, studio foto, hingga event secara online. Masyarakat bisa mengantri online sehingga bisa mengambil nomor antrian sebelum datang ke tempat layanan. Sehingga diharapkan, tidak banyak waktu yang terbuang untuk menunggu untuk dilayani di berbagai layanan.

Sedangkan untuk masyarakat sebagai penyedia layanan, Qiwii menawarkan sistem manajemen antrian berbasis online yang memudahkan pemilik bisnis untuk mengatur antrian dan reservasi secara online. Dengan menggunakan sistem antrian Qiwii, layanan antri dan reservasi online bisa dimiliki bisnis apapun secara gratis tanpa biaya. Dengan jumlah pemakai Qiwii yang terus meningkat, tentunya bisnis yang terdaftar di aplikasi antrian Qiwii bisa diakses dan dikenal lebih banyak orang.

Jadi dengan kehadiran aplikasi antrian online Qiwii, mungkinkah program Bandung tanpa antri bisa dijalankan? Terbebas dari antrian sebenarnya bukan hal yang mustahil jika semua masyarakat benar-benar memaksimalkan teknologi antri secara virtual ini. Satu hal yang perlu dilakukan adalah merubah kebiasaan antri manual menjadi antri virtual. Dengan begitu, Bandung tanpa antri bukan hanya sekedar wacana belaka.